Mood disorder kondisi ketika seseorang mengalami gangguan suasana hati.
Merujuk Cleveland Clinic, mood disorder merupakan kondisi kesehatan mental yang utamanya mempengaruhi keadaan emosional.
Perubahan suasana hati memang wajar tergantung situasi.
Tapi, mood disorder gejala akan dipantau selama beberapa pekan.
Gangguan suasana hati ini menyebabkan perubahan perilaku yang mempengaruhi kemampuan untuk melakukan aktivitas rutin, seperti bekerja atau sekolah.
Mood disorder bisa dialami siapa saja, termasuk anak-anak, remaja dan dewasa.
Mood disorder cenderung dialami orang dewasa.
Cleveland Clinic melaporkan, sekitar 7 persen orang dewasa di Amerika Serikat mengalami depresi.
Adapun 2,8 persen memiliki gangguan bipolar.
Mood disorder juga rentan dialami anak-anak dan remaja, sekitar 15 persen kecenderungannya.
Mengutip Verywell Mind, pembaruan Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-5) pada 2013, mood disorder dipisahkan menjadi dua kelompok yaitu gangguan bipolar dan depresi.
1.
Disruptive Mood Dysregulation Disorder (DMDD) Depresi ini ditambahkan ke DSM-5 tentang anak-anak berusia 6 tahun hingga 18 tahun yang menunjukkan kemarahan terus-menerus.
Sering mengalami ledakan emosi yang ekstrem tanpa penyebab yang jelas.
Mengutip National Center for Biotechnology Information, DMDD dicirikan ledakan amarah berulang yang sangat tak proporsional dalam intensitas atau durasi.
Ini bisa terjadi tiga kali setiap pekan selama satu tahun atau lebih.
2.
Gangguan depresi persisten Diagnosis ini dimaksudkan untuk mencakup gangguan depresi mayor kronis yang telah dialami selama lebih dari dua tahun.
Kondisi ini sebelumnya dikenal sebagai gangguan distimik atau distimia, bentuk depresi tingkat rendah.
3.
Premenstrual dysphoric disorder (PMDD) Mengutip Psych Central, PMDD sekarang menjadi diagnosis resmi dalam DSM-5.
Ini berbeda dari gangguan depresi lainnya karena hubungannya dengan menstruasi.
Jenis gangguan PMDD terjadi tujuh hari hingga sepuluh hari sebelum menstruasi, kemudian hilang dalam beberapa hari sejak awal periode menstruasi.
Kondisi ini disebabkan perubahan hormonal yang berkaitan dengan siklus menstruasi.
Gejalanya termasuk kemarahan, lekas marah, kecemasan, depresi dan insomnia.
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.